Pertunjukan "Watch a Good Performance : Traditional Korean Songs & Dance” Sukses Digelar - My Korean Drama

Oktober 30, 2018

Pertunjukan "Watch a Good Performance : Traditional Korean Songs & Dance” Sukses Digelar


Dalam rangka A Week of Intangible Korean Culture Heritage, digelar sebuah konser musik tradisional Korea pada tanggal 27 Oktober 2018 di Ciputra Artpreneur bertajuk "Watch a Good Performance : Traditional Korean Songs & Dance" yang dihadiri kurang lebih 1.200 penonton. Acara ini tidak hanya menampilkan musik dan gerakan tarian, tapi juga pertunjukan kebudayaan Korea.


Adapun pertunjukan yang ditampilkan antara lain :

1. Namhaean Byeolsingut Yongseon Noreum 


Namhaean Byeolsingut (Upacara Shamanik dari Wilayah Pantai Selatan) adalah acara shamanik rakyat untuk berdoa demi kedamaian dan keselamatan suatu desa. Acara ini, Yongseon Noreum (Tari Yongseon) adalah ritual tari yang terdiri atas Upacara Shamanik dari Wilayah Pantai Selatan yang bernilai seni tinggi dan sangat penting di Yongseon. Tarian ini menggambarkan cerita tentang kapal yang mengantar roh ke alam baka, musik dan tari tradisional ditampilkan oleh seorang cenayang wanita. Terdapat seekor naga yang membantunya untuk menghubungkan dunia orang yang masih hidup dan yang telah meninggal, mengusir roh jahat, dan juga mengundang keberuntungan.

2. Namhaean Byeolsingut Subu Sinawi


Namhaean Byeolsingut Subu Sinawi adalah upacara shamanik yang dilakukan untuk menenangkan para arwah yang tak dikenal dan memandu mereka ke alam baka yang damai. Penampilan ini menyuguhkan nada dan irama bebas yang menakjubkan yang menjadi ciri khas musik shamanik tradisional Korea yang berdasarkan improvisasi.

3. Gyobangchum (Tari Gyobang)




Nama tarian ini diambil dari Gyobangcheong, yaitu badan pemerintah yang bertanggung jawab pada pendidikan penari yang tampil dalam acara publik penting, termasuk perayaan negara. Tari ini memiliki ciri khas kombinasi gerakan menawan yang menonjolkan keeleganan wanita dan aksi dinamis penuh energi dan semangat.

4. Bengawan Solo & Jali-Jali


Para pemain musik dari Korea memberikan sebuah kejutan dengan menampilkan lagu Bengawan Solo dan Jali-Jali secara apik. Dua lagu daerah Indonesia ini dibawakan dengan alat musik tradisional Korea, sehingga penonton bersorak bangga karena para pemain mampu menampilkan lagu tradisional Indonesia.

5. Buchaechum (Tari Kipas)


Tari tradisional ini ditampilkan oleh sekelompok penari wanita mengenakan pakaian istana dengan kipas yang dilukis dengan gambar bunga peoni dalam genggaman mereka. Tari ini terkenal dengan ragam formasi dan gerakannya memukau yang tercipta dari perpaduan antara gerakan dan kipas para penari yang indah.

6. Pansori


Pansori dinyanyikan oleh satu orang dengan iringan tabuhan gendang. Ini mirip dengan lagu opera dimana satu orang memerankan ratusan peran. Secara khusus, Pansori didaftarkan sebagai Warisan Budaya Intangible UNESCO berkat nilai seni uniknya pada tahun 2003, dan dikelola sebagai Warisan Budaya Intangible Nasional No. 5.

7.  Daegeum Sanjo


Master Won Jang Hyeon menampilkan solo sanjo (sebaran melodi) dengan daegeum (suling bambu panjang melintang). Penampilannya menampilkan teknik musik yang menakjubkan yang dapat menciptakan berbagai nada yang memadukan kedamaian dengan kegembiraan.

8. Jangguchum


Disebut Jangguchum karena  penarinya menari dengan janggu (gendang pinggang ramping) yang digantungkan di pinggangnya, sambil menari mereka memukul gendang tersebut. Tarian ini memiliki gerakan cepat dan biasanya diiringi lagu rakyat.

9. Samulnori and Jindo Bukchum


Secara harfiah berarti “memainkan empat alat musik”. Samulnori (kuarter perkusi) merupakan ansambel empat perkusi tradisional Korea, dua gong (kkwaenggwari dan jing) dan dua gendang (janggu dan buk), yang dikembangkan dari nongak (musik petani). Jindo Bukchum (tari gendang Jindo), berasal dari Jindo Island. Tarian ini adalah tari yang ditampilkan dengan memukul gendang di bahu penari.

Secara keseluruhan, acara berjalan lancar dan sangat menarik. Para penonton bersorak untuk setiap penari dan musisi yang menampilkan pertunjukan dengan sangat memukau. Tamu undangan yang hadir tidak hanya berasal dari Indonesia, tetapi ada banyak juga warga negara asing.


Sebagi penutup acara, seluruh penonton menyanyi lagu Arirang bersama-sama dengan para pengisi acara.




A Week of Intangible Korean Culture Heritage menjadi acara penutup rangkaian Korea Festival 2018 yang berlangsung pada tanggal 1-31 Oktober di Jakarta dan sejumlah daerah di Indonesia.


Share with your friends

Give us your opinion